Pernahkah Anda mendengar istilah urban farming? Dalam beberapa tahun terakhir tren urban farming kian diminati oleh masyarakat yang tinggal di kota-kota besar. Ya, urban farming adalah sebuah konsep memindahkan pertanian konvensional menjadi pertanian perkotaan. Salah satu bentuk praktiknya adalah dengan sistem hidroponik.
Awalnya konsep berkebun di lahan yang terbatas ini dibentuk oleh sekelompok pecinta lingkungan yang bergerak secara mandiri. Hingga sekarang, konsep ini dikenal sebagai sebuah gaya hidup yang cocok dan mudah dilakukan oleh siapapun. Urban farming dianggap mendukung keinginan masyarakat kota untuk menjalani hidup sehat.
Sesuai dengan namanya, hidroponik adalah sistem pertanian yang dilakukan menggunakan media tanam air. Biasanya hal ini dilakukan untuk menyiasati lahan tanam yang terbatas di pekarangan rumah. Hasil panen dari urban farming juga dinilai lebih menyehatkan karena konsep bercocok tanam ini menerapkan sistem penanaman organik.
Apa Itu Konsep Hidroponik?
Dalam kajian bahasa hidroponik adalah sebuah konsep budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah yang menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman. Hidroponik menggunakan air yang lebih efisien, jadi cocok diterapkan pada daerah yang memiliki pasokan air terbatas.
Dalam sebuah jurnal disebutkan bahwa hidroponik berasal dari dua kata, yaitu hydro yang berarti air dan phonic yang berarti pengerjaan. Dari dua kata tersebut, dapat diartikan bahwa hidroponik adalah sistem penanaman atau budidaya tanaman tanpa menggunakan media tanah, melainkan menggunakan media air yang berisi larutan nutrient.
Kelebihan dan Kekurangan Konsep Hidroponik
Sama seperti konsep cocok tanam lainnya, hidroponik juga memiliki kelebihan dan kekurangan dana praktiknya.
Kelebihan
- Dapat dibudidayakan di lahan sempit, seperti atap rumah atau halaman samping.
- Risiko terhadap kekeringan atau banjir sangat kecil.
- Beberapa tanaman dapat dibudidayakan di luar musimnya.
- Kebersihan tanaman lebih terjaga.
- Hasil produksi lebih tinggi jika dimantain dengan baik.
- Proses penanamannya memiliki standarisasi.
- Tidak membutuhkan tenaga kerja yang banyak.
- Keberhasilan tanaman untuk tumbuh lebih terjamin dibandingkan sistem cocok tanam lainnya.
- Perawatan yang mudah.
- Efisien dalam pemakaian pupuk.
- Harga jual tanaman hidroponik lebih tinggi daripada tanaman non-hidroponik.
Kekurangan
- Membutuhkan investasi awal yang mahal, mengingat media tanam hidroponik menggunakan air sehingga dibutuhkan alat-alat yang khusus juga.
- Membutuhkan keahlian khusus untuk menimbang dan meramu bahan kimia yang digunakan.
- Ketersediaan peralatan hidroponik cukup sulit.
- Membutuhkan ketelitian yang tinggi karena untuk menghitung kadar nutrisi tanaman hidroponik tidak bisa dilakukan secara sembarangan.
- Dengan media tanam air, berisiko tinggi untuk terjadi pelayuan tanaman yang cepat karena adanya kultur substrat air yang lebih kecil dibandingkan tanah.
Baca juga : Peluang Bisnis Baru di Era Revolusi Industri 4.0
Jenis Tanaman yang Cocok untuk Sistem Hidroponik
Pada praktiknya, sistem hidroponik banyak dilakukan dalam skala kecil sebagai hobi di kalangan masyarakat kota. Untuk skala usaha komersial, pemilihan jenis tanaman yang dibudidayakan harus diperhatikan karena tidak semua jenis tanaman bernilai ekonomis. Berikut ini adalah jenis tanaman yang bernilai ekonomis tinggi saat menggunakan sistem hidroponik:
- Tanaman Sayur: Selada air, bayam, sawi, brokoli, kangkung, kale, daun kemangi dan daun seledri.
- Tanaman Buah: Tomat, timun, paprika, stroberi, cabai, terong dan pare.
Cara Menanam dengan Sistem Hidroponik
1. Aeroponic System
Sistem aeroponic merupakan sistem hidroponik yang paling canggih dan mungkin juga memberikan hasil terbaik serta tercepat. Hal ini dimungkinkan karena larutan nutrisi ini diberikan atau disemprotkan berbentuk kabut langsung ke akar, sehingga akar tanaman lebih mudah menyerap larutan nutrisi yang banyak mengandung oksigen. Sementara tanaman sangat membutuhkan nutrisi dan oksigen dalam pertumbuhannya.
2. Drip System
Sistem tetes merupakan system hidroponik yang sering digunakan untuk saat ini. Sistem operasinya sederhana yaitu dengan menggunakan timer mengontrol pompa. Pada saat pompa dihidupkan, pompa meneteskan nutrisi ke masing-masing tanaman. Agar berdiri tegak, tanaman ditopang menggunakan media tanam lain seperti cocopit, sekam bakar, ziolit, pasir, dan sebagainya selain tanah.
3. Nutrient Film Technique (NFT)
Sistem NFT ini adalah cara yang paling populer dalam istilah hidroponik. Sistem NFT ini secara terus menerus mengalirkan nutrisi yang terlarut dalam air tanpa menggunakan timer untuk pompanya. Nutrisi ini mengalir kedalam gully melewati akar-akar tumbuhan dan kemudian kembali lagi ke penampungan air, begitu seterusnya.
4. EBB dan Flow System
Sistem Ebb & Flow bekerja dengan cara membanjiri sementara wadah pertumbuhan dengan nutrisi sampai air pada batas tertentu, kemudian mengembalikan nutrisi itu ke dalam penampungan, begitu seterusnya. Sistem ini memerlukan pompa yang dikoneksikan ke timer.
5. Water Culture System
Walter Culture merupakan system hidroponik yang sederhana. Wadah yang menyangga tumbuhan biasanya terbuat dari styrofoam dan mengapung langsung dengan nutrisi. Pompa udara memompa udara ke dalam air stone yang membuat gelembung-gelembung sebagai supply oksigen ke akar-akar tanaman.
6. Wick System
Ini salah satu sistem hidroponik yang paling sederhana sekali dan biasanya digunakan oleh kalangan pemula. Sistem ini termasuk pasif, karena tidak ada part-part yang bergerak. Nutrisi mengalir ke dalam media pertumbuhan dari dalam wadah menggunakan sejenis sumbu.
Peluang Pemasaran Tanaman Hasil Sistem Hidroponik
Bisnis pertanian dengan sistem hidroponik saat ini semakin banyak digemari. Jika Anda tertarik dengan bisnisnya, inilah beberapa teknik pemasaran yang perlu diperhatikan.
a. Bekerjasama dengan Kelompok Tani
Anda bisa bergabung dengan koperasi kelompok usaha tani dengan daftar terlebih dahulu. Dengan adanya koperasi ini, usaha pemasaran produk hidroponik akan semakin mudah karena Anda bisa menjual produk tanpa batasan jumlah. Kekurangannya mungkin saja harga belinya tidak sebagus yang ada di pasaran.
b. Memasok Hasil Pertanian ke Restoran atau Usaha Katering
Kebutuhan sayur dan buah pada usaha katering sifatnya berkelanjutan. Anda dapat memanfaatkan peluang ini untuk menyediakan pasokan sayur dan buah yang segar. Secara permintaan memang terlihat sedikit, namun usaha ini berpeluang besar untuk dilakukan secara berkelanjutan.
c. Menjualnya secara Langsung ke Pasar
Terakhir, Anda dapat memasarkan produk hidroponik ke pasar tradisional atau menjualnya secara langsung lewat sosial media. Peluang ini mengingat bahwa semakin hari semakin banyak orang yang mulai sadar pentingnya konsumsi buah dan sayur segar setiap hari.
sumber:jurnal.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar